Kamis, 22 Maret 2012
Teknik Kimia Kembali Jadi yang Pertama
Dunia Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Teknik Kimia kembali
menggeliat. Ini dibuktikan dengan pencapaian yang cukup memuaskan melalui
pengumpulan PKM Gagasan Tertulis (GT). Teknik Kimia berhasil menduduki peringkat
pertama dalam hal pengumpulan PKM GT, yaitu sebanyak 187 judul. Teknik Kimia
berhasil merebut posisinya kembali dengan mengalahkan Teknik Fisika dan Teknik
Elektro yang sempat unggul dalam pengumpulan PKM lima bidang.
Target dari Research and Technology (RnT) sendiri sebenarnya 180 judul.
Tema yang mendominasi pada PKM GT kali ini ialah mengenai sosial dan energi
alternatif. Sedangkan mahasiswa yang membuat PKM GT mayoritas adalah dari
angkatan 2010.
Motivasi dalam menggiatkan pengumpulan PKM GT dimulai dengan memberikan
kewajiban pada semua staf RnT untuk membuat PKM GT minimal per orangnya lima
judul. Ada pula PKM for Diksi, yaitu kewajiban bagi semua staff himatekk untuk
membuat PKM GT. Selain itu, untuk pertama kalinya RnT membuka pojok stan PKM GT
di plasa Teknik Kimia.
Pojok stan PKM GT menyediakan
beberapa fasilitas untuk mewadahi proses pengumpulan PKM GT. Mulai dari print
serta jilid gratis, perbaikan format, hingga konsultasi mengenai PKM GT. Adanya
pojok stan ini diakui sangat memudahkan warga Teknik Kimia untuk berkonsultasi bila
dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya dibuka di kantor Himatekk. Selain
itu, staf RnT pun memiliki gambaran berapa jumlah PKM GT yang terkumpul.
Ditanya mengenai kompetitor, Juan salah satu staf RnT mengaku semua
jurusan adalah saingan berat. Jurusan-jurusan di ITS yang dulunya tidak aktif
dalam PKM seperti Statistika dan Teknik Kelautan, kini mulai berbenah. Jurusan Statistika
ITS sendiri mampu mengirimkan 100 PKM GT. “Intinya jurusan kita tidak boleh
lengah, mengingat Teknik Kimia dikenal karena keilmiahannya,” terang Juan.
Juan
mengaku optimis paling tidak ada lima puluh judul yang mampu maju ke PIMNAS.
Banyaknya jumlah PKM GT yang terkumpul juga didukung dengan materi yang
berbobot, jadi tidak asal-asalan dibuat. Ada pula beberapa PKM GT yang dulunya
tidak lolos PIMNAS diperbaiki kembali untuk dikirim ke Dikti. Namun sangat
disesalkan, kontribusi dari mahasiswa baru dirasa kurang. (Rah/Wil)
Label:
liputan
Sejarah Emissivity
Sebuah sejarah singkat yang mana menggambarkan awal mulanya
emissivity dapat berdiri. Sejarah ini diceritakan salah satu pendiri emissivity
yang bernama Elok Mustika Sari (K42).
Awal ceritanya seperti
ini, terjadi pada waktu sibuk-sibuknya pengkaderan angkatan 2004, mbak Nuril (K42) menemui mbak Elok mengajak membuat sesuatu yang baru yang lebih bisa menampung
ide kreatif mahasiswa. Pada saat itu juga terpikir bahwa jika hanya ada satu
ormawa di himpunan ini akan mengkerdilkan kreativitas mahasiswa yang cuma
tertampung beberapa, bukan selektif mungkin yang didapat, karena pasti semua
mahasiswa punya potensi mengembangkan diri untuk lebih, hanya kesempatan atau
bidangnya saja yang berbeda, jadi orientasi mbak Nuril (K42) dan mbak Elok (K42) akan
memfokuskan disini, yang mana pada saat itu mbak Nuril (K42) dan mbak Elok (K42) mendapatkan
banyak tawaran masuk ormawa-ormawa yang ada, tetapi bagi mbak Nuril (K42) dan mbak Elok (K42) jabatan apapun yang ditawarkan saat itu tidak serta merta mereka
terima karena mereka merasa organisasi yang baru ini butuh energi lebih. Oleh
sebab itu mereka putuskan untuk mendirikan organisasi pers yang bukan sekedar
"pers" cetak, tetapi benar-benar pers masa kini yang lebih berbobot dengan
daya kemasnya.
Akhirnya, mbak Nuril (K42) dan mbak Elok (K42) meminta bantuan mas Ali Ridho (K41), mas Punjung Sasmito (K42), dan mas Shandy (K41) untuk mengelola
awal organisasi ini. Supaya tidak vakum, terbitlah satu majalah untuk kegiatan
awal organisasi ini sebagai pengisi waktu disaat para pendiri mengurus status
organisasi ini. Kami benar benar-benar diuji, biaya cetak, dukungan-dukungan,
ide-ide benar-benar murni dari individu kita, hingga majalah terbentuk, kita
mulai mencari nama untuk majalah ini, akhirnya sepakat kata “emissivity” yang diambil dengan
harapan arti dari misi dan visi ada di ART. Setelah majalah tercetak, kami tidak
cukup puas, karena organisasi ini harus menjadi pers itu berdiri sendiri tidak
ada embel-embel pers kepunyaan siapa, hingga berinisiatif mendirikan unit pers
langsung dibawah jurusan. Dukungan dari para dosen, alumni-alumni , teman-teman luar jurusan Teknik Kimia maupun dalam tekkim, terus kami galakka.
Setelah hampir satu tahun, emissivity disetujui menjadi unit dibawah
jurusan ketika itu dibawah kajur bapak
Mafud Dea. Selama proses status unit kami bagi tugas, mbak Elok dibantu alumni
tekkim K-37 mas Hari Sasongko (yang
sekarang menjadi suami mbak Elok)
yang mencari dukungan plus perijinan unit. Sedangkan mbak Nuril dibantu mbak Seli
(K42) fokus menerbitkan majalah kedua, mas
Punjung dengan mas Ali sebagai
tim yg membantu semuanya. Hingga fix berdiri, akhirnya kami baru mencari
anggota baru, tapi tetap masih direpotkan masalah kantor, alhamdulillah melalui
lobi yang lumaya alot, kami berhasil meminta ruang dekat plasa, dengan
harapan bisa dekat dengan mahasiswa yang lain, sehingga mudah membagi berita.
Selama berdiri, banyak sekali ormawa dalam yang sempat kontra,
itu menjadikan acuan kami untuk membuktikan bahwa kami bukan berdiri sebagai
saingan, tetapi wadah yang sama-sama menginginkan mahasiswa orange lebih
kreatif dan inovatif. Pada tiap event Teknik Kimia maupun ITS, kami selalu menampilkan
sesuatu, meski terkesan dadakan, tapi kami yakin itu salah satu bentuk promo
kita.
Satu hal, selama masa kepemimpinan, kami tidak pernah meminta
sumbangan dari siapapun, termasuk alumni maupun jurusan. kami jual apa yang bisa
kami jual, tetapi tetap tidak melupakan unsur pers di situ, Alhamdulillah SHU kita kemarin
kalau tidak salah sisa 4-6 jutaan.
Kalo diingat masa-masa itu, rasanya semangat itu muncul lagi. Semoga dengan cerita singkat ini bisa mengilhami semua dalam
mengelola pers, organisasi ini masih langka di ITS, jadi banggalah bisa
mengelolanya dengan memaksimalkan apa yang kita punya.
Langganan:
Postingan (Atom)